20161022

Visit Korea 2016: Palace Quarter (Seoul, Day 4)

Late #throwbackthursday, post penebusan utang.

Here we go, back to Seoul, exhausted yet excited to spend the rest of the holiday strolling around Seoul. Setelah bolak-balik Seoul-Busan-Seoul dengan KTX (oh, KTX, aku rinduuuu!), baru deh aku mulai jalan-jalan sekitaran Seoul, tinggal menghitung hari menuju kepulangan ke Indonesia huhuhuh mellow. Apaan dah lagi mau cerita aja kebawa mellow. Mellowception. Sekali lagi karena liburan ini highlightnya adalah bukan oppa, hari ke-4 ini dihabiskan dengan agenda jalan kaki (oh, iya dong jalan kaki) di Palace Quarter. Apa tuh Palace Quarter?

Foto favoritku!
Palace Quarter tuh area sekitaran Gwanghwamun, Gyeongbokgung dan Bukchon Hanok Village. Disebut Palace Quarter karena mencakup banyak istana, Seoul ini punya banyak istana-istana cantiiik sekali, dari yang sekiplik (gerbangnya doang macam deket hostel) sampai yang seluas Gyeongbokgung. Di Palace Quarter ini juga ada pasar, rumah pejabat, dan rute jalan kaki yang teduh-teduh asoy (tapi nggak ngaruh ya kalau udah capek gila sih ya capek aja mau teduh mau gimana juga). Jadi apa yang patut diceritakan dari hari ke-4 ini?
Bukchon, street art hunting, dosirak market, coat murah, blunder gyeongbokgung…. Puncaknya adalah…. HANBOK EVENING STROLL! ((brb mewek ingin balik ke Seoul))

Rute hari ke-4 ini dimulai dari hostel – Bukchon Hanok Village – Gyeongbokgung – Tongin Dosirak Market – Samcheongdong – Bukchon Hanok Village – Gwanghwamun – Dongdaemun Station Underground Shopping Center – Hostel. Panjang? BUANGET. Total 18 jam ada kali waktu itu jalan kaki. Satu per satu sengklek itu nyata banget rasanya hahahaha

Ada apa dengan Tiasani dan street art? Entah. Aku sendiri juga nggak ngerti kenapa aku doyan banget dateng ke suatu tempat yang banyak street art/muralnya. Ngerti seni juga enggak. Bisa gambar juga enggak. Menikmati mah iya dong so pasti. Georgetown, Gamcheon, sekarang Bukchon. Bukchon Hanok Village ini santer banget jadi must visit place di Seoul, karena dia menyajikan suasana klasik Korea di tengah hiruk pikuk Seoul. Semacam Kota Tua di Jakarta deh, tapi versi lebih syahdu. ALAAAAAAH SYAHDU.

Mandatory photo dengan atap rumah di Bukchon
Aku suka sekali arsitektur atap rumah-rumah di Bukchon! Foto-foto dari sana banyaknya foto atap. Cantik, gitu. Ditambah hari itu langit Seoul super cerah tanpa angin yang berlebihan, nggak kayak waktu ke Namsan hahahaha makasih Ya Allah seneng banget pokoknya! Baru masuk area Bukchon udah nemu stroberi, stroberinya Minguk!!!! Langsung norak, sama si Opi: “OMOYAAAAA DDALGIYA DDALGIIII” terus akhirnya beli satu pak KRW 6000 (TERNYATA DI PASAR CUMA 3000), duduk di bangku pinggir jalan lalu makan stroberi segar pagi-pagi sebelum jalan-jalan. Di sini aku mulai berusaha ngobrol sama orang lokal, ya cuman pake bahasa selevel anak batita sih, tapi senang karena mereka responnya juga menyenangkan :”)

"할머니, 저랑 같이 사진 주세요" --> sesuka hati aja ngomong sama orang lokal grammarnya mana kutahu HAHA
Bukchon ini LUAS, banget. Kalau kita masuk ke Bukchon dari arah stasiun, bisa ambil peta di Tourist Center, ini peta yang sangat-sangat membantu untuk jalan-jalan di sekitar Bukchon. Petanya super lengkap karena ada petunjuk street art/tourist spots, ada pilihan rute-rute jalan, dan ada deskripsi untuk hot tourist spots gituu menyenangkan deh. Peta kesayangan banget buatku, yang nggak berhasil aku bawa pulang karena ketinggalan di suatu gang entah dimana di Bukchon waktu jalan-jalan sore pakai hanbok : ( padahal itu peta memorable banget huhuhuhuhuhuhuhuhuhuhu

Tidak lupa mampir kirim kartu pos ke rumah dan ke kawan-kawan yang lagi menuntut ilmu di negeri lain.
OH IYA hampir aja lupa, mau cerita kalau di Bukchon ini aku kena tourist scam wakakakakak turis kere tapi kena tourist scam tuh ya gini nih. Tawa-tawa bodo aja lah udaaaaah hahahaa mau bayar juga gak ada uang kan :)) tourist scam di Bukchon emang ada? ADA BANGET. Berwujud nenek-nenek/kakek-kakek yang nawarin ambil foto, lalu…. Lalu…. Ngeluarin…. KALENDER SONG TRIPLETS. Gila banget godaan maut! Lalu aku digiring masuk ke tokonya, giggling over those cute little triplets, lalu ditawarin pear yang super manis dan super enak, sampai aku nggak enak hati sendiri jadinya…. Huhuhuhu kenapa itu nenek-nenek scam banget?!!!! Super baik hati tapi ujungnya kudu beli.

Inilah foto yang diambil oleh Nenek Scam :)
Apa yang akhirnya aku beli dari toko si nenek?

Gantungan kunci KRW 5000, padahal harusnya KRW 1000 ajah. Sebelum beli udah niat dalam hati: no hard feelings ya! Jangan kesal kalau nemu harga lebih murah untuk barang yang sama karena kamu sendiri yang jalan masuk ke toko ini HAHAHAHAHAHA

Beres dari Bukchon itu saatnya masuk ke Gyeongbokgung. Jalan di Bukchon itu gak tahu deh arahnya ke mana pokoknya ujug-ujug ada di pintu masuk Gyeongbokgung – National Folk Museum aja. Sebelum belok kiri arah Gyeongbokgung kami belok kanan dulu di belokan sesudah SD. Terus Mumu beli kopi dan minta wajahnya digambar oleh karikaturis favoritnya yang kebetulan lagi nangkring di situ. TERNYATA ITU JUGA LOKASI SYUTING DRAMA ANOTHER OH HAE YOUNG :")

Tembok ini... :") #AnotherOhHaeYoung
Lanjut ke Gyeongbokgung, udah banyak yang pake hanbok-hanbok lucu, banyak anak-anak juga karena itu kan masih Children’s Day (Week?). Nggemesin abis! Bocah-bocah pada pake hanbok :3 akhirnya kita siapkan uang untuk bayar tiket masuk Gyeongbokgung, KRW ____, eh taunya GRATIS! Gratis selama Children’s Week itu, dan lagi banyak event di Gyeongbokgungnya mulai dari permainan anak, dongeng, food bazaar, folk and culture festival… banyak rombongan piknik juga gituuu seru deh.
Lihat langitnya cantik sekali :)
Gyeongbokgung ini SUMPAH LUAS BANGET dan SUMPAH CANTIK BANGET dan sumpah ya blunder abis kita dateng ke Gyeongbokgung di hari libur pas banyak event boro-boro bisa ke main hall ambil mandatory photo :(( niat lain datang ke Gyeongbokgung tuh mau nonton upacara pergantian penjaga istana, the famous palace guard changing ceremony, taunya lagi ada acara KBS dalam rangka Children’s Day! Wakakakakak mamam tuh blunder! Akhirnya kita nangkring sebentar di Gyeongbokgung, nonton itu acara KBS (semacam parade sejarah gitu, kalau nggak salah tentang sejarahnya King Sejong atau apa gitu lupa wk) sekalian nungguin Shera yang mau join kita hari itu buat jalan bareng. Mataharinya teriiiiik banget. Hilang sudah kedinginan siang-siang yang kerasa kemarin-kemarin. Panitia acara ngebagiin topi kertas gitu, tapi aku nggak kebagian padahal aku udah teriak-teriak huft. Yuk nonton dulu deh barangkali seru kan paradenya.


Pada akhirnya pun kami menyerah.. kebeneran Shera udah di depan Gyeongbokgung juga, yay! Jalan ke luar, ketemu Shera, peluk-cium tawa-tawa langsung deh jalan bareng menuju Tongin Market untuk makan siang. Kenapa harus Tongin Market? Karena Tongin Market ini terkenal sekali sebagai pasar makan siang, atau dosirak market. Setelah baca review di beberapa travel blog, aku langsung bilang Opi: FIX YA KITA MAKAN SIANG DI SINI PAS PALACE QUARTER DAY.

Apa itu dosirak?

Dosirak itu bekal makan siang, atau istilah yang lebih dikenal luasnya sih yang bahasa jepangnya, bento. Tahu dong kalau bento mah ya. Nah jadi di Tongin Market ini kita bisa naik ke Dosirak Café, lalu kita bayar KRW 5000 untuk ditukar dengan dosirak tray dan 10 koin khusus untuk beli makanan di pasar. Dosirak Café ini ada di tengah-tengah Tongin Market, sebelah toilet umum, di lantai 2. Ada kok, plangnya, jadi nggak usah takut salah masuk. Perlu diingat kalau untuk jajan di pasar itu nggak harus pakai koin khusus dari dosirak café, tapi untuk makan siang dengan sistem dosirak café harus pakai koin itu. Makanan yang bisa dibeli di dosirak pun harus beli di warung makanan yang ada plang “Dosirak Café”-nya, artinya warung itu yang menerima koin Dosirak Café. Kalau yang nggak ada plangnya sih nggak usah pake koin, bisa pake uang biasa. Pusing ya penjelasannya hahaha

Itu plang Dosirak Cafe!
KRW 5000 dapat koin 10, rata-rata harga makanannya sekitaran 1-3 koin. Murah banget, dengan porsi yang luar biasa banyaknya. Habis keliling-keliling pasar cari makan kami balik lagi ke Dosirak Café untuk cari tempat duduk dan mulai makan siang. Cari tempat duduk di Dosirak Café ini perlu agak nggak tahu malu, alias kudu nangkring aja di sekitaran orang-orang yang kira-kira udah selesai makan, kalau nggak gitu kita nggak akan dapet kursi sih… FYI, ada minum gratis di Dosirak Café, air mineral yang bisa kita ambil nonstop (asal gak tahu malu aja) pakai cup kertas. FYI lagi, nasi putih bisa dibeli di kasir Dosirak Café, 2 koin aja harganya.

warung tteokpokki terlaris, nggak sempet coba karena antreannya gilax.
kayak warteg aja kok, sama hahaha

Fooooodgasm!

내 도시락 :")
Beres makan, lurusin kaki, ngobrol, foto, tawa tawa, mari kita lanjut jalan lagiiii!

3 comments:

  1. menarik dan seru kisah perjalananya ya,
    berapa dana yang perlu direncanakan untuk jalan-jalan ke sana ya?
    thank

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru cenderung ribet kayaknya sih haha
      Untuk dana, perhitungan standar yang aku pakai waktu itu sih sekitaran (1 juta per hari x total jumlah hari di sana)+visa+tiket pesawat. Semoga membantu :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Any comments?